GPT-5.2 Thinking kini diposisikan sebagai mesin kerja profesional yang benar-benar siap dipakai. Fokusnya jelas. Kualitas output dibuat lebih rapi, konteks panjang lebih tahan banting, dan eksekusi tugas terasa lebih konsisten untuk kebutuhan “kantoran” seperti spreadsheet, financial modeling, dan pembuatan slideshow.
Perubahan besar juga datang dari cara pengguna mengakses “mode mikir”. GPT-5.2 Auto otomatis memilih kapan memakai Instant dan kapan pindah ke Thinking untuk tugas yang kompleks. Saat model masuk ke reasoning mode, pengguna bisa melihat ringkasan proses berpikir dan menekan opsi Answer now untuk kembali ke jawaban cepat.
Di sisi kinerja, OpenAI menaruh angka di meja. Pada GDPval, GPT-5.2 Thinking disebut mengungguli atau menyamai profesional teratas di 70,9 persen perbandingan tugas knowledge work. Termasuk pembuatan presentasi dan spreadsheet. Dalam uji internal spreadsheet ala analis investment banking, skor rata-rata per tugas naik dari 59,1 persen ke 68,4 persen. Seorang penilai GDPval menyebutnya sebagai lompatan kualitas output yang terasa.
Lompatan itu tidak berhenti di pekerjaan kantor. Untuk matematika level pakar FrontierMath Tier 1 sampai 3, GPT-5.2 Thinking dilaporkan menyelesaikan 40,3 persen soal. Pada GPQA Diamond, performa sains tingkat pascasarjana juga tinggi, dengan Thinking di 92,4 persen. Di saat yang sama, OpenAI menekankan perbaikan respons saat percakapan menyentuh isu sensitif seperti self-harm dan distress kesehatan mental.
Soal akses, Plus dan Business dapat memilih Thinking secara manual dengan kuota hingga 3.000 pesan per minggu. Yang menarik, perpindahan otomatis dari Instant ke Thinking lewat mode Auto tidak dihitung ke kuota mingguan itu. Dunia kerja mendapat asisten yang makin “jadi”. Analisis lebih mendalam mengenai fenomena ini bisa ditemukan di Insimen untuk perspektif yang lebih tajam.









