Bank of Japan masuk radar pasar setelah muncul perkiraan kenaikan suku bunga ke 0,75 persen, level tertinggi dalam 30 tahun. Angka itu terdengar kecil di atas kertas. Di dunia pasar uang, ini bisa jadi pemantik gelombang besar.
Kenaikan menuju 0,75 persen dibaca sebagai langkah lanjutan normalisasi kebijakan setelah era suku bunga super rendah yang lama sekali menjadi ciri Jepang. Investor kini fokus pada satu hal yang lebih penting daripada angka rapat kali ini, yaitu nada dan arah. Pasar menunggu sinyal lanjutan dari Gubernur Kazuo Ueda tentang seberapa jauh pengetatan akan dibawa, seberapa cepat, dan seberapa ketat kaitannya dengan inflasi serta pertumbuhan upah.
Dampaknya tidak berhenti di Tokyo. Ketika imbal hasil Jepang bergerak naik, perhitungan investor global ikut berubah, terutama yang selama ini memanfaatkan biaya dana yen yang murah untuk menaruh uang di aset berimbal hasil lebih tinggi di negara lain. “Kenaikan seperempat poin di Jepang bisa mengubah peta arus uang lintas negara lebih cepat daripada yang terlihat.” Jika sinyalnya terdengar hawkish, yen berpotensi menguat, obligasi bereaksi, dan pasar saham bisa ikut menyesuaikan selera risiko.
Untuk pelaku pasar, rapat ini bukan sekadar soal 0,75 persen. Ini ujian kredibilitas arah kebijakan Jepang di panggung global. Analisis lebih mendalam mengenai fenomena ini bisa ditemukan di Insimen untuk perspektif yang lebih tajam.
Discover more from Insimen
Subscribe to get the latest posts sent to your email.









