Sejarah LED mencatat perjalanan panjang manusia dalam memahami dan mengendalikan cahaya melalui teknologi semikonduktor. Dari eksperimen ilmuwan awal abad ke-20 hingga penerangan ultraefisien di rumah dan jalanan masa kini, kisah LED menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah teknologi elektronik.
Fenomena dasar yang melahirkan LED adalah elektroluminesensi, yaitu kemampuan bahan padat memancarkan cahaya saat dialiri arus listrik. Dari temuan ilmiah sederhana ini, dunia sains membuka bab baru dalam rekayasa cahaya.
Awal Penemuan: Elektroluminesensi dan Eksperimen Awal
Fenomena elektroluminesensi pertama kali diamati lebih dari satu abad lalu. Saat itu, para ilmuwan belum sepenuhnya memahami bagaimana arus listrik dapat memicu emisi cahaya dari bahan tertentu.
Henry Round dan Penemuan Cahaya dari Karbida Silikon
Pada tahun 1907, ilmuwan Inggris Henry Joseph Round melaporkan pengamatan mengejutkan. Ia menemukan bahwa karbida silikon (SiC) dapat memancarkan cahaya lemah ketika dialiri listrik. Penemuan ini menjadi titik awal dokumentasi ilmiah mengenai fenomena elektroluminesensi.
Round tidak mengembangkan perangkat elektronik berdasarkan temuannya, tetapi eksperimennya menjadi fondasi teori bagi peneliti generasi berikutnya. Fenomena itu menunjukkan bahwa cahaya bisa dihasilkan bukan hanya melalui panas seperti pada lampu pijar, melainkan dari proses elektron dalam material padat.
Oleg Losev dan LED Pertama dalam Laboratorium
Beberapa tahun kemudian, antara 1921 hingga 1927, fisikawan Rusia Oleg Vladimirovich Losev melangkah lebih jauh. Ia berhasil menciptakan dioda yang memancarkan cahaya cikal bakal LED modern. Losev menerbitkan serangkaian makalah ilmiah yang menjelaskan bagaimana sambungan semikonduktor tertentu bisa menghasilkan emisi cahaya saat arus mengalir.
Namun, perangkat buatan Losev belum efisien dan tidak bisa diproduksi massal karena keterbatasan material dan teknologi pada masanya. Meskipun begitu, penelitian ini menjadi pondasi bagi pengembangan LED beberapa dekade kemudian.
Munculnya LED Inframerah dan Merah
Perkembangan signifikan Sejarah LED terjadi pada pertengahan abad ke-20 ketika ilmuwan mulai memproduksi dioda pemancar cahaya yang bisa digunakan praktis.
Penemuan LED Inframerah
Sekitar tahun 1961, dua ilmuwan dari Texas Instruments James R. Biard dan Gary Pittman mendaftarkan paten untuk dioda semikonduktor yang memancarkan cahaya inframerah. Penemuan ini menjadi langkah nyata menuju LED yang dapat diproduksi komersial, meskipun tidak terlihat oleh mata manusia.
Tak lama kemudian, LED inframerah mulai digunakan dalam perangkat kontrol jarak jauh dan sistem komunikasi optik.
Nick Holonyak Jr. dan LED Merah Pertama
Pada 1962, Nick Holonyak Jr., ilmuwan yang bekerja di General Electric, menciptakan LED merah pertama yang terlihat oleh mata telanjang. Inilah momen penting dalam sejarah pencahayaan digital.
LED merah segera digunakan dalam alat elektronik seperti indikator daya, kalkulator, dan jam digital, menggantikan lampu pijar mini yang boros energi. Namun, warna yang dihasilkan masih terbatas pada spektrum merah dan intensitas cahayanya belum terlalu terang.
Ekspansi Warna dan Inovasi Besar 1970–1980-an
Setelah LED merah dan inframerah sukses, para ilmuwan berlomba menciptakan warna baru. Fokus penelitian bergeser ke material semikonduktor baru seperti gallium phosphide (GaP) dan gallium arsenide phosphide (GaAsP).
George Craford dan LED Kuning Pertama
Pada tahun 1972, George Craford, mantan mahasiswa Holonyak, mengembangkan LED kuning serta meningkatkan kecerahan LED merah hingga 10 kali lipat dari generasi sebelumnya. Inovasi ini memperluas aplikasi LED ke perangkat tampilan yang lebih kompleks.
Spektrum Warna yang Semakin Luas
Selama tahun 1970–1980-an, LED berwarna hijau, oranye, dan kuning dikembangkan. Variasi warna ini memungkinkan penciptaan display multiwarna, yang menjadi dasar bagi tampilan digital modern seperti papan tanda elektronik, jam LED, dan layar kalkulator.
Tantangan LED Biru
Namun, dunia sains menghadapi tantangan berat: belum ada LED biru terang yang efisien. Tanpa warna biru, tidak mungkin menciptakan cahaya putih atau kombinasi RGB penuh.
Terobosan LED Biru dan Lahirnya LED Putih
Era 1990-an menandai babak baru Sejarah LED ketika ilmuwan Jepang berhasil memecahkan misteri LED biru.
Shuji Nakamura, Isamu Akasaki, dan Hiroshi Amano
Tiga ilmuwan Jepang, Shuji Nakamura, Isamu Akasaki, dan Hiroshi Amano berhasil menciptakan LED biru terang berbasis gallium nitride (GaN) dan indium gallium nitride (InGaN). Inovasi ini menjadi kunci untuk menghasilkan cahaya putih dengan menambahkan fosfor atau menggabungkan LED merah, hijau, dan biru.
Keberhasilan mereka membuka revolusi besar dalam dunia pencahayaan dan tampilan digital. Pada tahun 2014, ketiganya dianugerahi Hadiah Nobel Fisika atas penemuan ini.
Revolusi LED Putih
Dengan hadirnya LED biru, terciptalah lampu LED putih yang efisien dan tahan lama. Mulai akhir 1990-an, teknologi LED putih menggantikan lampu pijar dan neon di berbagai bidang, dari penerangan rumah hingga lampu lalu lintas dan otomotif.
Komersialisasi dan Adopsi Luas
Kemajuan teknologi membawa LED keluar dari laboratorium ke pasar global.
Produk LED Komersial Pertama
Sebenarnya, LED pertama kali dijual secara komersial oleh Texas Instruments pada 1962 dengan model SNX-100, meski hanya menghasilkan cahaya inframerah. Namun, dekade 2000-an menjadi titik puncak dominasi LED dalam industri penerangan dunia.
Dominasi LED di Abad ke-21
LED kini hadir di hampir setiap aspek kehidupan:
-
Lampu rumah dan jalan hemat energi.
-
Layar televisi, smartphone, dan billboard digital.
-
Kendaraan listrik dan pesawat terbang.
-
Perangkat medis, komunikasi, dan sensor industri.
Dengan efisiensi hingga 90% lebih hemat dibanding lampu pijar dan umur pakai hingga 50.000 jam, LED menjadi simbol inovasi berkelanjutan.
Masa Depan dan Tren Teknologi LED
Setelah lebih dari satu abad evolusi, LED terus melangkah menuju masa depan yang lebih canggih.
Era Micro-LED dan Nano-LED
Salah satu tren utama adalah micro-LED, di mana ukuran tiap dioda kurang dari 100 mikrometer. Teknologi ini memungkinkan layar dengan resolusi tinggi, kecerahan ekstrem, dan konsumsi daya sangat rendah.
Perusahaan besar seperti Apple dan Samsung kini berlomba mengembangkan micro-LED display untuk perangkat masa depan, termasuk smartwatch, TV premium, dan headset augmented reality.
Inovasi Material dan Efisiensi Energi
Para peneliti juga mengembangkan material baru seperti perovskite dan quantum dots untuk meningkatkan efisiensi serta memperluas spektrum warna. Upaya ini menjadikan LED bukan hanya alat penerangan, tetapi juga pusat inovasi dalam fotonik dan komunikasi optik.
Dampak pada Lingkungan dan Kebijakan Energi
LED memainkan peran besar dalam transisi energi hijau. Banyak negara kini mewajibkan penggunaan lampu LED dalam regulasi efisiensi energi untuk mengurangi emisi karbon global.
Sejarah LED menunjukkan bagaimana penelitian ilmiah kecil dapat mengubah wajah dunia. Dari cahaya lemah karbida silikon hingga revolusi micro-LED beresolusi tinggi, perjalanan panjang ini adalah bukti bahwa inovasi teknologi dapat lahir dari ketekunan ilmuwan lintas generasi.
Eksplorasi konten lain dari Insimen
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.