Skip to main content

Google menjadi salah satu contoh sukses perusahaan besar yang memiliki Top-Level Domain (TLD) sendiri, yaitu .google. Namun di balik kemewahan alamat web eksklusif itu, tersimpan investasi luar biasa besar. Biaya TLD bukan sekadar soal membeli domain, melainkan mencakup tanggung jawab sebagai operator registri resmi di bawah pengawasan ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers).

Meskipun ide memiliki TLD merek sendiri terdengar bergengsi, hanya sedikit perusahaan global seperti Google, BMW, atau Canon yang mampu melakukannya. Alasannya sederhana: biayanya sangat tinggi dan prosesnya kompleks.

Mengapa Hanya Segelintir Brand Punya TLD Sendiri

Proses untuk memiliki TLD seperti .google tidak semudah mendaftarkan domain biasa. Perusahaan harus mendaftar ke ICANN, lembaga global yang mengatur sistem nama domain di seluruh dunia. Setelah pengajuan, perusahaan dinilai berdasarkan aspek teknis, keuangan, dan keamanan data sebelum disetujui.

Selain itu, kepemilikan TLD mengharuskan entitas tersebut menjadi operator registry—bukan sekadar pengguna domain. Artinya, mereka harus menyediakan infrastruktur, keamanan DNS, dan kepatuhan hukum yang sama dengan domain publik seperti .com atau .org.

Persyaratan Ketat dari ICANN

ICANN mengenakan biaya aplikasi sebesar USD 227.000, belum termasuk biaya tambahan evaluasi kondisional jika ada revisi atau perbaikan. Setelah diterima, perusahaan masih wajib membayar biaya operasional tahunan yang mencakup pemeliharaan sistem, audit, dan pelaporan.

Dengan kata lain, hanya perusahaan besar dengan dana dan infrastruktur kuat yang bisa menanggung beban finansial dan administratif tersebut.

Komponen Biaya Utama Pembuatan TLD

Membangun TLD brand tidak berhenti di proses pengajuan. Ada beberapa komponen biaya besar yang wajib dipenuhi agar domain tersebut bisa beroperasi secara resmi.

Biaya Aplikasi ke ICANN

Langkah pertama adalah pembayaran biaya evaluasi ICANN sebesar USD 227.000. Angka ini hanya mencakup proses peninjauan dokumen dan tidak termasuk kebutuhan teknis lain seperti konsultasi hukum atau penyusunan proposal teknis.

Setelah pengajuan, ICANN akan menilai kesiapan perusahaan dalam hal sistem DNS, redundansi server, dan keamanan data pengguna. Jika dinilai belum memenuhi standar, biaya tambahan bisa dikenakan untuk proses perbaikan atau evaluasi lanjutan.

Biaya Operasional dan Pemeliharaan

Setelah disetujui, pemilik TLD wajib menanggung biaya tahunan operasional. Komponen ini mencakup:

  • Biaya tetap registri dan pemeliharaan teknis
  • Pembayaran berkala kepada ICANN
  • Biaya per transaksi nama domain
  • Vendor backend registry dan escrow data
  • Infrastruktur keamanan, DNS, serta tim teknis

Beberapa laporan memperkirakan total biaya operasional untuk dua tahun pertama bisa menembus USD 2 juta atau lebih, tergantung pada kompleksitas dan skala operasional.

Biaya Pemasaran dan Branding

Tantangan berikutnya adalah edukasi pasar. Pengguna internet sudah terbiasa dengan domain seperti .com, .net, atau .id. Maka, memperkenalkan TLD baru seperti .brand memerlukan kampanye pemasaran masif agar masyarakat mengenalnya.

Google, misalnya, mengintegrasikan .google dalam berbagai layanan internal, seperti blog, developer platform, dan komunikasi korporat. Namun di luar perusahaan sebesar Google, tantangan branding bisa jauh lebih berat dan mahal.

Biaya Sengketa dan Kepatuhan Regulasi

ICANN menerapkan mekanisme dispute resolution jika ada pihak lain yang merasa berhak atas TLD serupa. Proses arbitrase atau litigasi ini memakan biaya besar, belum termasuk kewajiban hukum tahunan untuk memastikan registri tetap sesuai kebijakan global.

Simulasi Biaya Total Pembuatan TLD

Jika dikonversi ke dalam estimasi realistis, berikut proyeksi biaya yang perlu disiapkan perusahaan:KomponenPerkiraan Biaya (USD)Biaya aplikasi ICANN227.000Konsultasi dan legalitas100.000 – 300.000Infrastruktur teknis awal500.000 – 1.000.000Pemasaran dan branding200.000 – 400.000Operasional tahunan75.000 – 100.000

Dalam dua tahun pertama, total biaya dapat mencapai USD 1,5–2 juta, atau sekitar Rp25–32 miliar dengan kurs saat ini.

Mengapa Google Berhasil, dan Banyak Brand Tidak

Kesuksesan .google menjadi studi kasus tersendiri di industri digital. Google mampu memanfaatkan TLD-nya untuk membangun ekosistem internal yang aman, terkontrol, dan selaras dengan identitas korporasi.

Keunggulan Strategis .google

Dengan TLD sendiri, Google memiliki kontrol penuh atas DNS, keamanan, dan otoritas domain internal. Hal ini memungkinkan mereka menciptakan sistem yang lebih tertutup dari serangan siber eksternal.

Selain itu, TLD seperti .google memperkuat kepercayaan publik. Setiap situs berakhiran .google langsung diasosiasikan dengan keaslian dan otoritas perusahaan, mengurangi risiko phishing atau duplikasi.

Hambatan untuk Perusahaan Lain

Sebaliknya, perusahaan menengah atau kecil akan kesulitan menanggung biaya dan beban administratif sebesar itu. Selain dana, mereka juga harus menyiapkan tim teknis khusus, legal compliance officer, dan sistem keamanan tingkat tinggi.

Karena itu, sebagian besar bisnis memilih alternatif lebih realistis seperti domain premium (.com, .id, .tech) atau subdomain merek, yang biayanya jauh lebih murah.

Masa Depan TLD dan Tren .Brand

Meskipun mahal, tren penggunaan .brand TLD terus tumbuh di kalangan korporasi global. Data ICANN mencatat lebih dari 500 perusahaan kini memiliki TLD khusus, dari .apple hingga .microsoft.

Peluang Bisnis di Era Digital

TLD merek bisa menjadi alat branding strategis. Dengan domain khusus, perusahaan dapat membangun pengalaman digital yang lebih kredibel dan personal. Misalnya, perusahaan otomotif dapat menggunakan domain seperti showroom.brand atau finance.brand untuk layanan pelanggan.

Namun, investasi besar ini hanya layak jika sebanding dengan skala dan nilai global perusahaan. Untuk bisnis lokal, strategi domain konvensional tetap menjadi pilihan paling efisien.

Dukungan Ekosistem dan Regulasi

Ke depan, ICANN diprediksi akan membuka kembali pendaftaran gTLD baru pada 2026. Namun, para pakar memperkirakan biayanya tidak akan turun drastis, mengingat kompleksitas dan tanggung jawab hukum yang menyertainya.

Memiliki TLD brand seperti .google memang memberikan prestise dan kontrol digital yang luar biasa. Namun, di balik itu tersimpan biaya dan tanggung jawab besar yang tidak semua perusahaan siap menanggungnya.

Dengan estimasi total mencapai jutaan dolar dalam dua tahun pertama, kepemilikan TLD pribadi lebih cocok untuk korporasi global dengan infrastruktur kuat. Sementara itu, bagi bisnis kecil dan menengah, domain konvensional tetap menjadi jalan paling rasional untuk membangun kehadiran digital.

Untuk membaca berita terkait tren teknologi digital dan investasi internet lainnya, kunjungi Insimen.

Leave a Reply