Beberapa tahun lalu, sepeda listrik mungkin hanya terlihat di kawasan tertentu dipakai oleh penghobi atau orang yang ingin tampil beda. Tapi sekarang, di berbagai kota besar Indonesia, kendaraan mungil tanpa suara ini semakin sering terlihat di jalan kompleks perumahan, kawasan kampus, hingga jalur hijau kota.
Sepeda listrik atau e-bike sedang menjadi tren mobilitas baru yang praktis, hemat, dan tentu saja ramah lingkungan.
Pertumbuhan Pesat dari Tahun ke Tahun
Data menunjukkan bahwa minat terhadap kendaraan listrik dua roda meningkat drastis dalam empat tahun terakhir, menurut laporan RUPTL PLN dan Databoks, jumlah sepeda/motor listrik yang terdaftar di Indonesia melonjak dari 3.325 unit pada 2020 menjadi lebih dari 167 ribu unit pada Agustus 2024, menunjukkan naik hampir 50 kali lipat hanya dalam empat tahun!

Kenaikan paling tajam terjadi di tahun 2023 hingga 2024, seiring makin gencarnya dukungan pemerintah dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap polusi udara. Program subsidi pembelian kendaraan listrik dan inisiatif konversi motor bensin menjadi motor listrik juga mempercepat adopsi teknologi ini.
Mengapa Sepeda Listrik Diminati?
- Praktis untuk jarak dekat.Banyak pengguna memilih e-bike untuk keperluan harian: antar anak sekolah, belanja ke minimarket, atau keliling kompleks tanpa repot.
- Biaya operasional sangat rendah, pengisian baterai penuh hanya memerlukan listrik senilai beberapa ratus rupiah, dengan jarak tempuh 30–40 km. Tak perlu isi bensin atau ganti oli.
- Ramah lingkungan dan tenang, tidak ada suara knalpot, tidak ada asap pembakaran. Hanya gesekan ban di aspal dan semilir angin ssserrr… uinggg…
- Tampilan modern & mudah digunakan, desain e-bike makin beragam, dari model lipat hingga motor listrik bergaya retro, bahkan beberapa merek lokal sudah memproduksi dengan harga di bawah Rp10 juta.
Tren di Lingkungan Perumahan
Banyak penghuni perumahan modern mulai menjadikan sepeda listrik sebagai kendaraan utama untuk aktivitas jarak dekat. Di kawasan suburban seperti BSD, Bekasi, atau Denpasar, sepeda listrik menjadi simbol gaya hidup baru: tenang, efisien, dan bebas polusi.
“Dulu saya pakai motor biasa buat antar anak ke les, sekarang pakai sepeda listrik lebih enak. Gak berisik, gak bau bensin, dan anak-anak suka,” ujar Lina, 38 tahun, warga perumahan Green Village Jakarta Selatan.
Cerita seperti ini semakin sering terdengar. Dari ibu rumah tangga hingga pekerja remote, semua menikmati kepraktisan sepeda listrik tanpa harus keluar biaya besar.
Dukungan Pemerintah & Masa Depan Cerah
Pemerintah menargetkan 2 juta unit kendaraan listrik roda dua diproduksi di Indonesia pada tahun 2025. Selain subsidi langsung untuk pembelian, juga ada program konversi motor bensin menjadi listrik serta insentif pajak untuk produsen.
Dengan dorongan ini, banyak pihak memprediksi bahwa pasar e-bike Indonesia akan tumbuh lebih dari 15% per tahun hingga 2030. Apalagi di tengah urbanisasi dan harga bahan bakar yang terus naik, kendaraan listrik ringan menjadi solusi logis dan berkelanjutan.
Dari Tren ke Gaya Hidup
Yang menarik, sepeda listrik kini tak hanya soal teknologi, tapi juga gaya hidup. Mereka yang beralih ke e-bike bukan semata karena ingin hemat, tapi karena ingin hidup lebih tenang, aktif, dan ramah lingkungan.
Seperti kata Dedi (45 tahun), warga cluster di Tangerang, “Pakai sepeda listrik itu bikin lingkungan lebih damai, udara segar, gak bising, dan saya bisa keliling komplek tiap pagi tanpa ganggu siapa pun.”
Masa Depan Mobilitas Ringan Indonesia
Dari angka penjualan hingga pengalaman pengguna, semuanya mengarah ke satu hal, sepeda listrik bukan lagi sekadar tren, tapi bagian dari transformasi gaya hidup perkotaan.
Dengan dukungan kebijakan pemerintah, produksi lokal yang meningkat, dan minat masyarakat yang tumbuh cepat, e-bike siap menjadi bagian penting dari mobilitas sehari-hari Indonesia yang lebih hijau dan tenang.
Jadi, kalau kamu masih ragu mungkin sekarang waktunya mencoba.
Naik sepeda listrik, rasakan bedanya, gak pakai berisik tapi tetap keren.