Skip to main content

Menjaga semangat usaha kecil agar tetap hidup, tumbuh, dan diwariskan.

Memiliki usaha UKM bukan sekadar mencari nafkah, tapi juga bentuk kreativitas dalam menciptakan lapangan kerja dan sumber penghasilan keluarga. Dari dapur kecil, garasi rumah, hingga teras depan, banyak ide usaha lahir dari kebersamaan antara suami, istri, dan anak-anak.

Namun, satu hal yang sering terlupakan adalah bagaimana menjaga kelangsungan hidup usaha itu sendiri. UKM bukan hanya harus bisa bertahan hari ini, tapi juga mampu tumbuh dan diwariskan untuk masa depan.

Tidak semua orang punya kesempatan, keberanian, dan ketekunan untuk menjalankan UKM. Karena itu, bagi yang sudah memulainya, penting untuk menjaganya agar tetap berjalan dengan sehat dan berkelanjutan.

Tata Kelola Sederhana Tapi Penting

Sebagian besar UKM keluarga dijalankan dengan pembagian peran yang alami, biasanya suami bertanggung jawab pada produksi atau pengantaran barang, istri membantu mengelola keuangan, melayani pembeli, atau berjualan langsung. Inilah kekuatan UKM keluarga kerja sama dan kepercayaan.

Namun, agar usaha bisa bertahan lama, dibutuhkan tata kelola sederhana tapi tertib, resepnya mudah yaitu lakukan pencatatan harian. Catat semua pengeluaran dan pemasukan, sekecil apa pun nilainya.

Contohnya modal belanja bahan baku tepung, daging, minyak, bumbu atau barang pokok rumah tangga. Catat semua biaya pendukung usaha seperti gas, listrik, bensin, plastik kemasan, ongkos transportasi. Pada saat berdagang maka catat pendapatan harian dari hasil penjualan.

Buat catatan ini dengan cara yang paling mudah untuk Anda, bisa di buku tulis, atau menggunakan aplikasi keuangan gratis di ponsel. Yang penting, tertib dan rutin.

Catatan Keuangan dan Kebijakan Sederhana

Agar pencatatan keuangan lebih terarah dan disiplin, tetapkan aturan dasar manajemen keuangan keluarga-UKM seperti berikut.

Pendapatan dicatat penuh sebagai pendapatan usaha UKM.

Jangan mencampur uang masuk dari penjualan dengan uang pribadi. Semua hasil penjualan harus masuk ke buku kas usaha.

Pengeluaran belanja hanya mencatat pengeluaran untuk usaha. Belanja rumah tangga tidak boleh dimasukkan ke dalam catatan usaha agar hasil usaha bisa terukur dengan jelas. Catat semua biaya operasional, misalnya listrik, bensin, upah tenaga kerja, kebersihan, dan perawatan alat. Biaya-biaya ini adalah bagian penting dari pengeluaran usaha.

Lalu selanjutnya hitung keuntungan operasional setiap hari.

Rumus sederhananya:

Pendapatan harian – Pengeluaran harian = Keuntungan harian UKM.

Bagilah keuntungan dengan persentase tetap, dan jangan dilanggar:

  • 30% Cadangan Usaha hanya digunakan untuk perbaikan, perawatan, investasi baru, atau kebutuhan darurat.
  • 50% Kebutuhan Keluarga, hanya untuk keperluan sehari-hari rumah tangga.
  • 20% Tabungan/Investasi Pribadi, hanya bisa untuk pendidikan anak, dana masa depan, atau modal ekspansi.

Dengan catatan, Anda juga bisa menyesuaikan pembagian sesuai kebutuhan, asalkan dilakukan dengan disiplin dan konsisten.

Dengan kebijakan sederhana ini, keuangan UKM tetap sehat, keluarga terpenuhi, dan usaha memiliki ruang untuk berkembang.

Pisahkan Uang Usaha dan Uang Pribadi

Kesalahan yang paling sering terjadi di UKM keluarga adalah mencampur keuangan pribadi dengan keuangan usaha. Akibatnya, sulit mengetahui apakah usaha benar-benar untung atau justru rugi.

Solusinya sederhana, cukup sediakan dua dompet atau dua rekening berbeda.

Gunakan satu khusus untuk kegiatan usaha, dan satu lagi untuk kebutuhan rumah tangga.

Dengan cara ini, arus uang akan lebih jelas dan Anda bisa mengontrol modal dengan baik.

Libatkan Keluarga dan Ajarkan Nilai Usaha

Karena usaha ini dikelola bersama keluarga, maka nilai-nilai kerja keras, kejujuran, dan tanggung jawab bisa diwariskan sejak dini.

Anak-anak yang melihat orang tuanya berjuang akan tumbuh dengan mental mandiri dan produktif. Bahkan, banyak UKM sukses hari ini yang berawal dari usaha kecil keluarga diwariskan, dikembangkan, dan tumbuh menjadi merek lokal yang kuat.

Rencanakan Masa Depan Usaha

Meski sederhana, UKM tetap perlu visi jangka panjang. Tentukan target tahunan, misalnya menambah pelanggan, membuka cabang kecil, memperbaiki kemasan, atau belajar pemasaran digital.

Jangan lupa untuk menyisihkan sebagian keuntungan sebagai dana darurat usaha. Karena dalam bisnis, masa sulit bisa datang kapan saja, dan cadangan ini akan menjadi penyelamat.

Menjalankan manajemen UKM keluarga tidak harus rumit. Cukup dimulai dari hal-hal sederhana yaitu catat keuangan, pisahkan uang pribadi, dan jaga konsistensi.

Kuncinya bukan seberapa besar usaha Anda, tapi seberapa disiplin Anda mengelolanya.

Dengan begitu, UKM bukan hanya bertahan untuk hari ini tapi bisa menjadi sumber kehidupan yang diwariskan sampai anak cucu nanti.


Eksplorasi konten lain dari Insimen

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

RHN

RHN adalah profesional tim Insimen dengan keahlian analisis keuangan, menghadirkan insight strategis untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Leave a Reply

Eksplorasi konten lain dari Insimen

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca