Skip to main content

Banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berfokus pada rasa produk, harga, dan pelayanan. Namun ada satu hal yang sering terabaikan padahal sangat berpengaruh yaitu penampilan usaha. 

Penampilan bukan hanya soal estetika, tetapi juga mencerminkan kebersihan, kerapihan, dan profesionalitas yang langsung dirasakan konsumen.

Gerobak, Kios, atau Toko yang Menarik

Gerobak atau kios yang diberi ciri warna konsisten, dilengkapi tulisan yang jelas, serta logo sederhana tapi mudah diingat, akan menimbulkan kesan lebih profesional. Penataan lampu yang terang juga penting agar produk terlihat segar dan menarik. Jangan lupa menyediakan tempat sampah yang memadai agar area usaha selalu bersih.

Seragam dan Penampilan Staf

Staf yang rapi dan bersih akan menambah rasa percaya konsumen. Seragam yang seragam memberi identitas usaha, sementara atribut kebersihan seperti sarung tangan saat mengolah makanan, penutup rambut, baju dan celana yang bersih, serta sepatu tertutup, memberi kesan higienis sekaligus menjaga kualitas produk.

Alat dan Perlengkapan

Hindari penggunaan perkakas bekas yang tidak layak, misalnya ember plastik bekas cat tembok untuk menyimpan bahan makanan. Alat yang bersih dan sesuai fungsinya menegaskan bahwa usaha Anda memperhatikan keamanan dan kesehatan konsumen.

Penampilan itu penting. Gerobak atau kios yang bersih, staf yang rapi, penggunaan alat yang higienis, pencahayaan yang cukup, serta area usaha yang teratur akan membuat konsumen merasa nyaman. Konsumen tidak hanya menilai dari rasa produk, tetapi juga dari bagaimana usaha tersebut terlihat. Dengan penampilan yang baik, usaha kecil dan menengah akan lebih dipercaya, lebih sehat, dan lebih profesional di mata pelanggan.

Penampilan UKM Antara Persepsi dan Regulasi

Penampilan bukanlah sekadar tampilan luar; ia adalah refleksi budaya operasional dan keseriusan sebuah usaha dalam menjamin kualitas dan keamanan. Di negara-negara seperti Singapura dan Malaysia, regulasi mengenai kebersihan makanan dan standar premis usaha sudah sangat rinci ini menjadi acuan bagus bagi UKM untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan kepatuhan regulasi.

Contoh Regulasi dari Singapura dan Malaysia

Singapura memiliki sistem grading kebersihan untuk usaha makanan yang diawasi oleh National Environment Agency (NEA) dan Singapore Food Agency (SFA). Kriteria meliputi kebersihan premis, kesesuaian perlengkapan, praktik pengendalian makanan dan higiene pribadi staf. Usaha yang performanya konsisten dapat memperoleh sertifikat Bronze, Silver, atau Gold. 

Standard SS 583:2022 Malaysia: Sebuah code of practice untuk manajemen keamanan makanan di usaha layanan makanan (food service establishments). Standar ini mengarah pada penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan (FSMS) dasar berdasarkan prinsip HACCP, serta praktik higiene pengendalian makanan dan dokumentasi. 

Di Malaysia juga terdapat regulasi seperti Peraturan-Peraturan Kebersihan Makanan 2009 (Malaysia Food Hygiene Regulations), yang mensyaratkan pendaftaran dan inspeksi premis makanan, dan pengawasan terhadap pematuhan aspek kebersihan secara rutin. 

Pemerintah Malaysia juga sering melakukan walkabout, yaitu kegiatan dimana petugas pemerintah melakukan inspeksi langsung ke lapangan meninjau kios, restoran, gerobak, atau bazar, untuk melihat apakah pelaku usaha sudah mematuhi aturan kebersihan dan standar yang ditetapkan. dan kampanye kebersihan premis makanan, seperti program kebersihan dan keselamatan makanan bazar Ramadan, yang melibatkan inspeksi, taklimat kepada pengusaha dan edukasi publik. 

Di kampus seperti UKM, Universiti Kebangsaan Malaysia, ada pemeriksaan berkala dan menilai peringkat premis makanan, untuk memastikan standar kebersihan dan keselamatan makanan dipenuhi oleh kafeteria–kafeteria dalam kampus.

Keterkaitan Penampilan dengan Regulasi dan Kepercayaan Konsumen

Berdasarkan regulasi dan praktik di atas, beberapa aspek penampilan usaha sangat relevan dan sering dinilai dalam inspeksi atau grading:

Aspek PenampilanRelevansi Regulasi / InspeksiManfaat bagi UKM
Kebersihan Premis (lantai bersih, dinding bersih, tidak ada serangga / hama)NEA / SFA di Singapura memeriksa apakah permukaan persiapan makanan, area umum, peralatan bersih dan bebas hama. Konsumen merasa aman dan tidak khawatir terhadap risiko kesehatan; reputasi positif.
Atribut Visual (warna, logo, signage, pencahayaan)Standar regulasi lebih banyak fokus pada higiene, tapi aspek visual/penampilan menjadi indikator eksternal bagi konsumen dan inspector (mis. signage yang jelas, label makanan). Di Singapura signage yang jelas dan label yang tidak menyesatkan penting. Mempermudah identifikasi usaha, menarik pelanggan, membedakan dari pesaing.
Seragam dan Penampilan StafKebersihan pribadi adalah bagian dari Good Hygiene Practices; penggunaan sarung tangan, penutup rambut, pakaian yang bersih. Contoh dalam pedoman bisnis skala kecil di Singapura. Mengurangi kontaminasi, memberi kesan profesional dan dapat dipercaya.
Peralatan dan Perlengkapan yang SesuaiRegulasi mengharuskan penggunaan peralatan yang cocok, bersih, terawat; tidak menggunakan wadah bekas yang tidak layak. Premis makanan yang tidak memenuhi standard kebersihan bisa ditutup. Mencegah kontaminasi, meningkatkan efisiensi operasional, memperpanjang umur alat.
Pencahayaan / Tata Letak / VentilasiKondisi area fisik mempengaruhi inspeksi; pencahayaan yang cukup membantu pengunjung dan staf; ventilasi baik juga bagian hygiene. NEA dan regulasi lain mengharuskan lampu yang memadai dan sanitasi area kerja. Produk terlihat lebih menarik; risiko kecelakaan/peralatan kurang terang bisa dihindari; area kerja lebih nyaman.
Pengelolaan Sampah / LimbahRegulasi kebersihan makanan biasanya mensyaratkan bahwa limbah ditangani dengan baik — tempat sampah cukup, tertutup jika perlu, tidak mengundang hama. Misalnya, dalam Inspeksi kebersihan premis makanan di Malaysia dijadikan dasar penutupan bila limbah dan kebersihan buruk. Lingkungan usaha tetap bersih, aroma tidak mengganggu, penilaian inspeksi positif.

Panduan Praktis UKM untuk Meningkatkan Penampilan

Berdasarkan regulasi dan praktik terbaik dari Singapura dan Malaysia, berikut panduan praktis yang bisa diaplikasikan oleh UKM:

Branding Visual yang Konsisten

Pilih satu atau dua warna dominan untuk tampilan gerobak / kios / toko. Buat logo yang sederhana dan mudah dibaca dari jauh. Pastikan signage (tulisan, daftar menu) menggunakan huruf yang jelas, ukuran yang cukup dan bahan yang tahan cuaca.

Kebersihan Lingkungan Premis

Lantai dan dinding disapu dan dicuci secara rutin, tidak ada air tergenang, permukaan meja / area kerja mudah dibersihkan, alat pembersih disediakan dan digunakan.

Penampilan Staf dan Hygiene Pribadi

Pakaian / seragam yang bersih dan rapi, sepatu tertutup jika pekerjaan memungkinkan, sarung tangan saat menangani makanan jadi / siap saji, penutup rambut (hairnet / topi) agar tidak jatuh ke makanan.

Peralatan yang Layak dan Tepat

Gunakan wadah bersih, jangan pakai benda bekas tidak cocok (misalnya ember bekas cat), peralatan memasak, penyimpanan, penyaji harus mudah disanitasi, peralatan yang rusak atau retak harus diganti.

Pencahayaan dan Ventilasi

Lampu yang terang di area kerja dan display, ventilasi cukup agar asap / bau / kelembapan tidak berlebih, ruang yang cukup untuk lalu lintas staf dan pelanggan.

Pengelolaan Sampah dan Limbah

Tempat sampah yang cukup dan terletak strategis, tutup sampah jika perlu, agar hama tidak datang, pembuangan sampah harus sesuai aturan lokal.

Dokumen dan Sertifikasi apabila Diperlukan

Jika UKM menjual makanan, pastikan mendaftar premis makanan lewat badan kesehatan terkait, ikuti pelatihan pengendali makanan jika diwajibkan, simpan catatan inspeksi / audit internal agar bisa mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki

Penampilan usaha kecil dan menengah sangat lebih dari sekadar “rajin beres‐beres”; ia mencerminkan kepedulian terhadap kesehatan, keamanan, kualitas, dan citra usaha. Dari referensi regulasi di Singapura dan Malaysia, kita melihat bahwa standar kebersihan, penampilan staf, penggunaan peralatan yang tepat, manajemen limbah, dan visual usaha (logo, warna, signage) semuanya berperan.

Ketika UKM memperhatikan hal-hal ini maka konsumen merasa lebih nyaman dan yakin untuk membeli, risiko penilaian negatif atau tindakan regulator (penutupan, denda) berkurang, usaha bisa tampil lebih profesional dan kompetitif.

Jadi, memang benar: penampilan itu penting bukan hanya karena estetika, tetapi karena ia adalah pondasi dari persepsi kualitas, keselamatan, dan profesionalisme sebuah usaha.

Semoga seluruh UKM memperhatikan dan menerapkannya sehingga dunia akan melihat dan turut menikmati kekayaan kuliner UKM Indonesia dengan penuh cita rasa kebahagiaan.


Eksplorasi konten lain dari Insimen

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

RHN

RHN adalah profesional tim Insimen dengan keahlian analisis keuangan, menghadirkan insight strategis untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Leave a Reply

Eksplorasi konten lain dari Insimen

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca