Bagaimana Kehidupan Standar Keluarga Indonesia dengan pendapatan Rp.10 juta per bulan ?
Berikut kami berikan ilustrasi kehidupan keluarga sederhana dengan segala biaya standard hidup normal di Indonesia, versi beban pajak lengkap.
Kurang lebih kita akan berpikir problematika pengaturan keuangan keluarga dan mencari jalan keluar yang tepat dengan pola hidup yang kita terapkan.
Begini yang terjadi dalam contoh sebuah keluarga, seorang ayah berpenghasilan gaji Rp10 juta per bulan sebelum pajak penghasilan, hidup bersama keluarga kecilnya yaitu seorang istri dan 1 anak. Keluarga ini memiliki kendaraan kecil LCGC 1000 cc, anak bersekolah di SD swasta, istri seorang ibu rumah tangga. Rumah kecil sudah menjadi milik dan termasuk rumah bebas Pajak Bumi Bangunan, memakai fasilitas listrik 1300 VA. Dan sang bapak termasuk perokok dengan belanja 1 bungkus per hari.
Mari kita lihat bagaimana pengeluaran rumah tangga standar mereka, serta berapa pajak tidak langsung yang secara rutin ikut mereka bayar.

Setelah termasuk biaya kenikmatan sang ayah untuk sebungkus rokok SPM (sigaret putih mesin) berharga Rp.30.000,- per hari yang dalam 1 bulan berarti Rp.900.000,-. Dengan dikenakan cukai atas rokok sebesar kurang lebih 65%, maka cukai yang harus dibayar untuk kenikmatan sang bapak adalah sebesar Rp.585.000,- per bulan.
Maka total pengeluaran biaya pajak konsumsi, kepemilikan & kenikmatan adalah sebesar Rp.1.963.500,- per bulan.
Total Estimasi Pajak Per Bulan
- Total Pajak Tidak Langsung = Rp1.378.500,- atau ~13,79% dari gaji Rp.10 juta.
- Cukai Rokok = Rp.585.000,- atau ~5,85% dari gaji Rp.10 juta
- Artinya 19,64% dari total belanja bulanan mereka adalah pajak penghasilan, konsumsi, kepemilikan, & kenikmatan atau total sebesar Rp.1.963.500.
- Jadi dengan kata lain pendapatan bersih setelah dikurangi beban pajak penghasilan, konsumsi, kepemilikan & kenikmatan adalah Rp.10 juta – Rp.1.963.500 = Rp.8.036.500
- Pengeluaran keluarga biaya pokok + gaya hidup ≈ Rp6,7 juta/bulan + Rp.900 ribu = Rp.7,6 juta.
- Sisa duit yang dapat dijadikan simpanan tabungan sebesar = Rp.8.036.500 – Rp.7.600.000 = Rp.436.500,-

Catatan
- Angka bisa berbeda tergantung lokasi tarif pajak hiburan daerah, PKB tiap provinsi, subsidi listrik tertentu.
- Pajak mobil saat beli BBNKB sangat besar, tapi jika dibagi rata per tahun terasa sebagai “biaya bulanan tambahan”.
- Pengeluaran keluarga ini belum termasuk uang sekolah (SPP) anak.
Kalau kita melihat kondisi keluarga sederhana ini:
- Pendapatan bersih: Rp10.000.000
- Pengeluaran total: ± Rp9.563.500
- Sisa uang setelah pengeluaran & pajak: Rp436.500
Belum termasuk SPP anak sekolah swasta (Rp300.000/bulan). Jika dimasukkan, sisa menjadi ± Rp136.500 per bulan, sangat tipis.
Analisis Situasi
Porsi terbesar pengeluaran ada di transportasi dan kendaraan
Pajak kendaraan, bensin Pertamax, serta biaya lain menyedot hampir 30–40% anggaran.
LCGC memang murah saat beli, tapi beban pajaknya tahunan tetap tinggi.
Belanja kebutuhan pokok cukup tinggi
Supermarket, mall, dan barang pribadi mencapai Rp3 juta/bulan.
Belanja ini terkena PPN sehingga terasa lebih berat.
Sisa uang darurat hampir tidak ada
Rp136 ribu per bulan artinya keluarga ini rawan saat ada biaya tak terduga (kesehatan, perbaikan rumah, atau kebutuhan sekolah tambahan).
Apa yang harus dilakukan ?
Evaluasi kendaraan pribadi
Jika hanya untuk aktivitas harian kota, bisa pertimbangkan menggunakan BBM subsidi (Pertalite) atau transportasi umum (MRT, KRL, LRT) untuk menekan beban pajak & bensin.
Alternatif lain: jual mobil LCGC dan gunakan motor untuk kebutuhan harian → beban pajak dan bensin turun drastis.
Atur ulang pola belanja bulanan
Minimalkan belanja di supermarket/mall, lebih banyak belanja di pasar tradisional atau toko lokal yang kadang lebih murah dan tetap sehat.
Tetapkan batas belanja pribadi (misal Rp500 ribu, bukan Rp1 juta).
Persiapkan dana pendidikan anak
SPP mungkin kecil, tapi biaya masuk sekolah menengah atau kuliah jauh lebih besar.
Sisihkan minimal Rp500 ribu–1 juta per bulan untuk tabungan pendidikan, walaupun harus mengurangi hiburan/mall.
Dana darurat & investasi kecil
Sisa Rp136 ribu terlalu tipis, sebaiknya diprioritaskan untuk tabungan darurat.
Setelah beban pajak & konsumsi dikurangi, targetkan bisa menyisihkan minimal 10% (Rp1 juta) tiap bulan.
Hiburan tetap boleh, tapi dikurangi
Dari Rp1 juta hiburan + Rp150 ribu bioskop, bisa dipangkas jadi Rp500 ribu–Rp700 ribu.
Sisa bisa dialihkan ke tabungan.
Kebijakan Rumah Tangga
Dengan gaji Rp10 juta, keluarga ini sebenarnya masuk kategori menengah di Indonesia. Namun karena pajak & konsumsi tinggi, keuangan jadi terasa sempit.
Kuncinya ada di transportasi dan gaya belanja.
Jika mereka bisa menekan biaya mobil dan supermarket, mereka bisa punya tabungan minimal Rp1,5–2 juta/bulan untuk pendidikan anak dan dana darurat.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi keluarga menengah, belanja rumah tangga harus dihitung dengan bijaksana.
Eksplorasi konten lain dari Insimen
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.









