Skip to main content

Pemerintah Amerika Serikat akhirnya mengambil langkah tegas terhadap aplikasi TikTok. Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengesahkan rencana divestasi operasional TikTok di AS kepada konsorsium investor Amerika. Langkah ini dianggap sebagai puncak dari ketegangan geopolitik panjang yang melibatkan isu keamanan nasional, hubungan dagang, serta kontrol data digital. Dengan kesepakatan ini, TikTok diharapkan dapat terus beroperasi di Amerika tanpa ancaman larangan total dari pemerintah.

Keputusan ini membawa dampak besar bagi ByteDance, induk perusahaan TikTok yang berbasis di Tiongkok. Di bawah kesepakatan, ByteDance hanya akan memegang saham minoritas, sementara kendali utama berada di tangan investor Amerika. Pemerintah AS menegaskan tujuan utamanya adalah memastikan bahwa data pengguna Amerika tidak lagi berada di bawah risiko akses asing. Selain itu, algoritma TikTok juga akan diawasi ketat untuk mencegah manipulasi konten yang berpotensi mengganggu stabilitas politik dalam negeri.

Latar Belakang Ketegangan dan Isu Keamanan

Ketegangan antara AS dan TikTok telah berlangsung bertahun-tahun. Isu keamanan data menjadi sorotan utama, dengan tudingan bahwa ByteDance bisa saja diminta oleh pemerintah Tiongkok untuk menyerahkan informasi pribadi jutaan pengguna Amerika. Pemerintah AS menilai hal ini sebagai ancaman serius terhadap keamanan nasional.

Selain itu, kekhawatiran juga muncul terkait algoritma TikTok yang dinilai mampu memengaruhi opini publik. Dengan basis pengguna lebih dari 170 juta orang di AS, aplikasi ini dianggap memiliki potensi untuk membentuk narasi politik. Karena alasan inilah Kongres AS mengesahkan undang-undang pada 2024 yang memaksa ByteDance untuk menjual operasional TikTok di AS atau menghadapi pelarangan penuh.

Ancaman Data dan Kontrol Algoritma

Data pengguna selalu menjadi komoditas berharga di era digital. Pemerintah AS mengkhawatirkan kemungkinan data sensitif warga negaranya bocor ke pihak asing. Trump dalam pernyataannya menegaskan bahwa akses pihak asing terhadap data digital Amerika adalah garis merah yang tidak bisa ditawar.

Selain data, algoritma TikTok juga dianggap rawan dimanfaatkan. Dengan sistem rekomendasi konten yang sangat kuat, ada potensi penyebaran narasi politik tertentu yang bisa mengganggu demokrasi. Karena itu, pengawasan ketat terhadap algoritma menjadi salah satu poin utama dalam perintah eksekutif.

Tenggat Waktu dan Dinamika Politik

Awalnya, undang-undang 2024 memberikan tenggat ketat kepada ByteDance. Namun, Trump sempat menunda penerapan larangan demi memberi waktu bagi proses negosiasi. Kini dengan adanya kesepakatan divestasi, tenggat baru ditetapkan hingga 16 Desember 2025. Penetapan ini memberi waktu cukup bagi investor untuk menyelesaikan transaksi dan memastikan transisi berjalan mulus.

Meski demikian, isu ini masih sarat dengan dinamika politik. Divestasi TikTok dipandang sebagai simbol upaya AS melawan dominasi digital Tiongkok. Banyak pihak menilai langkah Trump bukan sekadar soal bisnis, melainkan strategi geopolitik yang lebih luas.

Struktur Kesepakatan Divestasi TikTok

Kesepakatan divestasi TikTok AS tidak hanya sekadar penjualan saham. Nilainya diperkirakan mencapai 14 miliar dolar, angka yang dinilai cukup besar untuk ukuran operasi regional sebuah aplikasi. Namun, nilai ini tetap jauh lebih kecil dibanding valuasi keseluruhan ByteDance yang menembus ratusan miliar dolar.

Investor Amerika menjadi aktor utama dalam konsorsium pembeli. Di antaranya adalah Oracle Corporation, Silver Lake Management LLC, serta Andreessen Horowitz. Kehadiran nama besar ini memperlihatkan keseriusan pemerintah AS dalam membangun struktur kepemilikan baru yang aman dan stabil.

Struktur Kepemilikan Baru

Dalam struktur baru, kepemilikan mayoritas TikTok AS akan berada di tangan investor Amerika, diperkirakan mencapai 80 persen. ByteDance hanya akan menguasai 19,9 persen, angka yang sengaja ditetapkan di bawah ambang batas 20 persen untuk memastikan tidak ada kendali mayoritas dari pihak asing.

Struktur ini memungkinkan TikTok tetap beroperasi dengan dukungan modal yang kuat, tetapi tanpa kontrol dominan dari ByteDance. Para pakar menilai langkah ini bisa menjadi model bagi penanganan perusahaan asing lain yang beroperasi di sektor digital AS.

Peran Oracle dan Investor Strategis

Oracle memegang peran strategis dalam kesepakatan ini. Perusahaan teknologi raksasa itu akan menjadi penyedia layanan cloud utama untuk TikTok AS. Semua data pengguna Amerika wajib disimpan di server Oracle yang berbasis di dalam negeri.

Selain Oracle, investor ekuitas swasta dan modal ventura seperti Silver Lake dan a16z akan memperkuat struktur finansial TikTok. Mereka diharapkan membawa keahlian dalam manajemen, ekspansi bisnis, serta tata kelola korporasi. Hal ini penting agar TikTok AS mampu tumbuh tanpa ketergantungan pada ByteDance.

Mekanisme Pengawasan dan Kontrol Keamanan

Kesepakatan divestasi ini tidak hanya mengatur kepemilikan saham. Pemerintah AS juga menetapkan serangkaian mekanisme pengawasan ketat untuk memastikan keamanan nasional tetap terjamin.

Langkah-langkah ini mencakup pemantauan perangkat lunak, algoritma, hingga aliran data. Semua aspek operasional TikTok AS akan berada dalam pengawasan yang intensif. Bahkan, ada kemungkinan pemerintah AS memegang “Golden Share” untuk memberikan hak veto dalam keputusan strategis tertentu.

Dewan Direksi dan Tata Kelola

Entitas baru TikTok AS akan dikelola oleh dewan direksi yang mayoritas warganya adalah orang Amerika. Struktur ini dirancang agar kontrol penuh terhadap perusahaan tidak jatuh ke tangan asing.

Keanggotaan dewan juga diatur dengan ketat untuk menghindari konflik kepentingan. Pemerintah menegaskan bahwa komposisi ini merupakan langkah nyata menjaga kedaulatan digital.

Data dan Infrastruktur Digital

Salah satu poin utama dalam perintah eksekutif adalah penyimpanan data pengguna. Semua data warga Amerika harus disimpan di server domestik, dengan Oracle sebagai mitra utama. Dengan cara ini, risiko kebocoran data ke luar negeri bisa ditekan seminimal mungkin.

Selain itu, mekanisme audit akan diberlakukan secara berkala. Pemerintah dapat menginspeksi alur data, pembaruan perangkat lunak, dan algoritma untuk memastikan tidak ada manipulasi tersembunyi. Hal ini mencerminkan tingginya tingkat kewaspadaan pemerintah terhadap ancaman digital.

Dampak Geopolitik dan Respons Publik

Divestasi TikTok AS dianggap sebagai momen penting dalam hubungan AS dan Tiongkok. Langkah ini memperlihatkan tekad Washington untuk melindungi kepentingan digitalnya. Di sisi lain, Beijing menilai kebijakan ini sebagai bentuk intervensi politik terhadap perusahaan swasta.

Meski berpotensi memicu ketegangan baru, banyak pihak menilai kesepakatan ini lebih baik dibanding larangan total. Dengan cara ini, pengguna AS tetap bisa mengakses TikTok tanpa gangguan, sementara pemerintah memperoleh jaminan keamanan yang diperlukan.

Respons dari Beijing

Pemerintah Tiongkok bereaksi hati-hati terhadap kesepakatan ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menilai kebijakan AS bersifat diskriminatif dan berpotensi merusak iklim investasi global. Namun, mereka juga menyatakan tidak akan menghalangi ByteDance dalam mengambil keputusan bisnisnya.

Sejumlah analis menilai sikap Tiongkok mencerminkan dilema. Di satu sisi, mereka tidak ingin kehilangan pengaruh di sektor digital global. Di sisi lain, mereka juga tidak bisa menolak sepenuhnya aturan yang ditetapkan pemerintah AS terhadap pasar domestiknya.

Reaksi Publik dan Pengguna

Di dalam negeri AS, mayoritas pengguna menyambut baik keputusan ini. Ancaman larangan total TikTok sempat memicu protes keras dari kalangan muda. Kini, dengan adanya kesepakatan divestasi, mereka merasa lebih tenang karena aplikasi favorit tetap bisa digunakan.

Selain itu, kalangan bisnis juga melihat peluang baru. Dengan kepemilikan mayoritas Amerika, TikTok AS diyakini akan lebih mudah menjalin kerja sama dengan perusahaan lokal, baik dalam bidang iklan maupun teknologi.

Divestasi TikTok AS bukan hanya soal kepemilikan saham, tetapi juga simbol perjuangan digital antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Perintah eksekutif Trump memperlihatkan bahwa Washington serius mengamankan ruang digitalnya dari pengaruh asing. Bagi pengguna, langkah ini memastikan TikTok tetap hadir dalam kehidupan sehari-hari. Bagi dunia, keputusan ini menjadi contoh bagaimana geopolitik modern kini juga berlangsung di ranah teknologi. Untuk informasi lanjutan mengenai hubungan digital AS dan Tiongkok, pembaca dapat mengikuti berita terbaru di Insimen.


Eksplorasi konten lain dari Insimen

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Leave a Reply

Eksplorasi konten lain dari Insimen

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca