Musik klasik sering dipromosikan sebagai “obat sakti” untuk kecerdasan anak, bahkan disebut bisa mencegah autisme. Klaim ini terdengar menenangkan, terutama bagi orang tua yang cemas dengan tumbuh kembang anak. Masalahnya, keyakinan tersebut tidak didukung bukti ilmiah dan justru bisa membuat orang tua lengah terhadap hal yang jauh lebih penting, yaitu interaksi hangat dan deteksi dini gangguan perkembangan.
Secara medis, autisme adalah kondisi perkembangan saraf otak yang dipengaruhi kombinasi faktor genetik dan faktor biologis tertentu. Autisme tidak muncul karena anak kurang diperdengarkan musik, kurang stimulasi, atau karena pola asuh yang disebut “kurang bagus”. Sampai saat ini tidak ada penelitian kredibel yang membuktikan bahwa memutarkan musik klasik bisa mencegah apalagi mengobati autisme. Mitos efek Mozart yang pernah populer juga sudah banyak dikoreksi. Beberapa studi hanya menemukan peningkatan fokus atau suasana hati dalam waktu singkat, bukan perubahan permanen pada struktur otak.
Yang justru berbahaya adalah ketika orang tua merasa sudah “berinvestasi” dengan cara rajin memutarkan musik klasik lalu mengabaikan tanda dini keterlambatan bicara atau interaksi sosial. Seorang dokter spesialis tumbuh kembang anak menegaskan, “Kalau ada kekhawatiran autisme, yang dibutuhkan bukan playlist Mozart, tetapi penilaian perkembangan yang sistematis dan intervensi sedini mungkin.” Tanda yang perlu diwaspadai antara lain anak jarang menatap mata, tidak merespons saat dipanggil namanya pada usia yang seharusnya, tidak menunjuk untuk meminta atau berbagi, serta terlambat babbling dan bicara.
Musik tetap boleh dinikmati. Musik klasik bisa membantu menenangkan anak, memperkuat bonding saat orang tua menggendong sambil bernyanyi, dan merangsang ritme, bahasa, serta emosi ketika digabung dengan interaksi dua arah. Kalimat praktisnya sederhana. Musik klasik boleh, bagus untuk suasana dan stimulasi, tetapi tidak bisa mencegah autisme. Yang paling penting tetap interaksi hangat, pemantauan tumbuh kembang, dan konsultasi ke tenaga profesional bila ada tanda yang membuat cemas. Analisis lebih mendalam mengenai fenomena seperti ini bisa ditemukan di Insimen untuk perspektif yang lebih tajam.









